Saya ingin mengawali tulisan ini dengan satu pertanyaan: mengapa harus jadi orang kreatif? Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda-beda atas pertanyaan ini. Tapi, menurut beberapa sumber yang saya baca, kini kreativitas sudah menjadi kebutuhan. Kok bisa? Yap, berikut saya berikan beberapa narasumber terkait pendapat ini.
“Menurut Tim Wesfix [Tim Wesfix adalah kumpulan dari beberapa
penulis yang memiliki aspirasi untuk membagi ilmu], kreativitas adalah senjata
rahasia bisnis dan perkembangan dunia saat ini. Kreativitas membuat kita
tercengang, melihat, atau membaca begitu cepat tentang perubahan yang terjadi. Kreatif itu mutlak diperlukan, karena
JIKA KITA KREATIF, KITA AKAN
DICARI-CARI.”
Penekanan saya di sini ada pada kalimat terakhir paragraf di atas, JIKA KITA KREATIF, KITA AKAN DICARI-CARI. Kalo sudah dicari-cari orang, kita nggak perlu berpikir kan uang akan datang dari mana hehehe.
Penekanan saya di sini ada pada kalimat terakhir paragraf di atas, JIKA KITA KREATIF, KITA AKAN DICARI-CARI. Kalo sudah dicari-cari orang, kita nggak perlu berpikir kan uang akan datang dari mana hehehe.
“Menurut Wahyu Aditya [Wahyu Aditya adalah pendiri HelloMotionAcademy, Hello Fest—yang gemar dengan
film-film pendek pasti tahu ini apa—dan tentunya toko pakaian online dengan
brand KDRI (Kementrian Desain Republik Indonesia)], kreatif adalah cara betahan
hidup. Kreatif adalah solusi bagi berbagai hal.”
Yap, kreativitas kini
adalah ‘benda’ yang wajib ada di otak kita. Karena perubahan dunia ini begitu
cepat, maka kita harus menjadi orang kreatif yang menciptakan hal-hal yang
inovatif.
Masih ingat dengan kisah KODAK yang sempat merajai industri fotografi
dunia, bahkan sampai namanya dijadikan nama sebuah theater tempat perhelatan
akbar OSCAR. Lalu kini brand ini bisa digulingkan oleh pesaing-pesaingnya. Tak
jauh-jauhlah kita bicara, ada yang kenal Blackberry? He he he...brand yang satu
ini sempat fenomenal beberapa tahun lalu. Dia merajai pasar smartphone dunia
dengan pangsa pasar lebih dari 50%. WOW, fantastis. Dan yang lebih fantastis,
kini dia hanya menguasai tak lebih dari 3% saja. TAK LEBIH DARI 3 PERSEN. Padahal
kita tahu, beberapa tahun lalu ponsel keluaran Blackberry menjadi incaran semua
orang. Siapa yang mengalahkan? Siapa lagi kalo bukan raksasa inovasi APPLE
dengan produk-produknya dan juga ponsel-ponsel pintar Android. Apa yang
menyebabkan Blackberry bisa kalah? Jawabannya hanya satu: tak ada innovasi.
Mengapa sih saya
sempat-sempatnya membahas hal berat ini pagi-pagi pula. Eh, siapa sangka ini
berat. Kreativitas itu ringan lagi hehehe. Saya memang bukan orang yang sudah
kreatif, tapi saya mencoba untuk menjadi kreatif. Setelah membaca beberapa
buku, bahasannya sama. Kreatif itu perlu. Kisah-kisah sukses orang-orang di
dunia ini, saya rasa karena mereka kreatif. Karena mereka bisa membuat sesuatu
yang menurut orang biasa, menjadi hal luar biasa.
Penggiat kreativitas
di Indonesia pun banyak. Nama Wahyu Aditya dan Yoris Sebastian adalah dua nama
yang belakangan ini menggembar-gemborkan tentang kreativitas. Ya, karena memang
ini perlu.
Mengutip dari bukunya
Tim Wesfix, kreativitas identik dengan kata-kata out of the box. Out of the
box adalah mengesampingkan “jawaban-jawaban lumrah”, demi hasil yang tak
terbayangkan. Berpikir “mengatasi batas-batas kotak” berarti memberontak,
membiarkan diri untuk beda. Tapi, kreativitas tidak sekedar beda dan
memberontak. Kreatif memiliki tujuan yang jelas yaitu: IMPROVEMENT [kalo
menurut saya, kata ini akan lebih tepat jika diganti dengan INOVASI].
Lalu seberapa kreatifkah kita? Seberapa out of the box-kah kita?
Apakah kita sudah lebih cerdik dari gadis Indian dalam cerita yang saya
kutip dari buku “KREATIVITAS ITU DIPRAKTEKIN” karangan TIM WESFIX ini? Cerita
ini menurut saya sudah bisa mewakili, betapa kreativitas itu penting. Betapa
berpikir out of the box itu wajib
dimanapun kita berada. Dan saya sengaja mengutipnya untuk para Romantiers
semua.
Berikut ceritanya
(dengan sedikit perubahan di beberapa tempat):
Dahulu kala, di
sebuah pemukiman Indian, seorang petani terjerat utang yang sangat besar pada
seorang lintah darat. Selain culas dan curang, lintah darat tersebut adalah
seorang yang tua, jelek, dan doyan perempuan, termasuk pada anak perempuan petani.
Maka, lintah darat ini pun mengusulkan suatu perjanjian.
Ia mendatangi petani
tersebut dan menawarkan penghapusan seluruh utangnya, dengan syarat ia minta
dinikahkan dengan anak perempuannya. Mendengar hal ini, baik petani maupun
anaknya menghadapi dilema. Oleh karena itulah, si lintah darat ini mengajak
keduanya untuk bertaruh saja pada nasib. Biarkan nasib yang menentukan.
Ia mengatakan pada si
petani, “Aku akan mengambil satu kerikil hitam dan satu kerikil putih, lalu
memasukkannya ke dalam sebuah kantong kosong. Lalu, biarkan anak gadismu
mengambil salah satu kerikil dari kantong tersebut, tanpa melihat. Jika yang
diambilnya kerikil hitam, dia harus menjadi istriku, dan utangmu lunas. Jika
dia mengambil kerikil putih, dia tidak perlu menikahiku, dan utangmu pun lunas.
Namun, jika dia tidak mau mengambil, apa boleh buat, kamu akan kupenjarakan
atas utang-utangmu yang tak terbayar itu.”
Saat mereka sedang
berdiskusi, si lintah darat tersebut dengan secepat kilat mengambil dua buah kerikil
dari atas tanah. Gadis Indian ini sangat jeli, dan melihat bahwa kedua kerikil
yang diambil lintah darat adalah hitam. Lagian si petani ini adalah orang yang
tidak terpelajar. Dia mau-maunya saja dibodohi oleh si Lintah darat hehe.
Kemudian, si lintah
darat meminta gadis Indian itu untuk segera mengambil kerikil dari dalam
kantong.
Nah pertanyaannya, JIKA ANDA ADALAH GADIS INDIAN ITU APA YANG
AKAN ANDA LAKUKAN?
Alternatif yang
tersedia adalah:
1.
Anda bisa menolak, Anda bisa membuktikan
kelicikan si lintah darat.
2.
Anda bisa pasrah saja, supaya utang-utang lunas.
[nanti kalo udah nikah, diracun saja tuh si tua lintah darat pas malam pertama hehe]
Gadis Indian itu ternyata
tidak melakukan salah satu alternatif itu.
IA TETAP MENGAMBIL
KERIKIL DI KANTONG. IA TETAP MENGAMBILNYA.
Oh berarti, dia harus
menjadi istri si lintah darat dong? Lalu hidup bersama dengan si tua itu? Terus
nanti ceritanya si gadis itu jadi meracuni pas mau malam pertama dong. Lagian udah
tua, masih aneh-aneh saja si lintah darat. Apa iya kuat tenaganya. Lawannya gadis
Indian pula. Apa iya burungnya masih bisa bersiul-siul. Hehehe. Terus kayak di
sinetron-sinetron itu dong. Si petani jadi orang kaya. Dia hidup bahagia dengan
si anak gadisnya hehehe.
Sudah, sudah. Mari kita
lanjutkan saja ceritanya.
Setelah mengambil
kerikil dari dalam kantong, si gadis Indian pura-pura menjatuhkan kerikil itu,
sehingga bercampur dengan kerikil-kerikil lain di tanah. Lalu dia berkata, “Aduh,
aku tidak sengaja menjatuhkannya. Aku sendiri belum sempat melihat kerikil yang
saya ambil. Jadi lebih baik, kita lihat saja kerikil apa yang tersisa di
kantong.”
Sumber:
Aditya, Wahyu. 2013. Kreatif Sampai Mati. Yogyakarta: Penerbit Bentang.
Sebastian, Yoris. 2013. 101 Creative Notes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sebastian, Yoris. 2010. Oh My Goodness Creative Junkies. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wesfix, Tim. 2013. Kreativitas Itu "Dipraktekin". Jakarta: Grasindo.
Woohh ada Mas Aditya di postingannya. Jadi inget pas ketemu pertama kali sama mas Adit, orangnya bener-bener sederhana tapi gak nyangka dia adalah salah satu org kreatif saat ini :D
ReplyDeleteIya, bukunya bagus :0
Delete