Inilah
jatuh cinta pertamaku. Dialah wanita hebat yang telah mencuri hatiku, sejak kali
pertama aku mengenal hari. Wanita itu, ibu. Saat aku dewasa, dan seorang kawan
bilang pergilah mencari uang ke negeri orang, lalu kulakukan, satu hal yang
kuingat adalah di manapun kakiku berada, maka langitku adalah ibu.
Kawan,
bercerita tentang Ibu memang tak pernah ada habisnya. Buatku yang sedang
merantau di ibu kota, menceritakan Ibu sama halnya melepaskan rindu-rindu.
Orang yang selalu kusebut dalam doa, yang pertama kupikirkan setelah gajian
tiba.
Jika harus memilih, kok rasa-rasanya pengen saja mengulang
kejadian di pagi hari, saat aku masih tidur, dan ibu memasak sambil
berteriak-teriak membangunkanku. Jika harus kembali memilih, ya lebih baik diomelin ibu karena lupa
menaruh kaos kaki sebelah, aku sibuk mencarinya ke sana kemari, sementara ibu
seperti seorang pesulap langsung saja menemukannya.
Sungguh senang mengingat semua
hal yang dulu ibu lakukan padaku. Beliau selalu punya cara untuk membuatku
berprestasi di sekolah. Selalu bilang bahwa kami tidak punya uang untuk
sekolah, jadi berprestasilah. Pagi-pagi sebelum aku berangkat ujian, ibu datang
ke meja makan menyodorkan gelas kecil berisi kuning telor mentah untukku. “Biar
bisa ujiannya,” kata beliau. Aku tak tahu apa manfaatnya saat itu, tapi kini aku
menyadarinya. Bukan masalah kuning telur banyak proteinnya, toh putih telur harusnya lebih banyak, tapi karena dari segelas
telur itu ada do’a ibu untuk kesuksesanku.
Doa-doa Ibulah yang membawaku
bekerja di salah satu perusahaan otomotif bonafit di negeri ini, bahkan aku diterima
sebelum wisuda. Berkat doa beliaulah, aku selama delapan semester kuliah di
Teknik Industri UGM tanpa biaya. Berkat doa-doa Ibulah, dulu aku tak pernah
membayar SPP saat sekolah. Berkat beliau, aku punya kesempatan untuk pergi
jalan-jalan, diving, hingga
menjejakkan kaki ke negeri orang.
Sampai
di satu titik, aku menyadari bahwa semua impian yang kugapai sekarang, salah
satunya karena doa ibu. Jadi aku tak lupa untuk mengabari Ibu selama di
perantauan, menceritakan tentang apa yang sedang kukerjakan, menceritakan
tentang keinginanku untuk menjadi seorang penulis bestseller, cerita tentang Jakarta dan keriwehannya. Kepada Ibu, aku
bercerita semua impian-impian di ibu kota.
Kucintai
ibuku sepenuh hati, sepenuh hati saat beliau menyediakan kuning telur mentah
untukku setiap dulu mau ujian. Kucintai beliau, meskipun ibu adalah orang yang
sangat tradisional dan unik.
# # #
Ibuku
adalah orang yang unik dan tradisional, Kawan-kawan. Mari kuceritakan tentang hal
itu perlahan-lahan.
IBUKU ITU TAK INGAT TANGGAL
LAHIRNYA
Suatu
kali, aku membuatkan kejutan ulang tahun untuk atasan. Menghias ruangannya
sampai tengah malam. Mencari kado dengan berjibaku dengan kemacetan Jakarta,
pergi dari satu mall ke mall lain mencari hadiah yang disetujui oleh semua
karyawan di bagianku. Esoknya, selesai membuat kejutan, aku duduk menikmati kue
ulang tahun yang dibagikan. Seorang kawan datang dan tanpa basa-basi bilang, “Kamu
bikin kejutan untuk atasan segitunya, buat orang tua udah pernah kayak gini
belum?”
Aku
tersentak, menyadari sesuatu. Hingga usia sedewasa ini, aku belum pernah sekalipun
membuat kejutan ulang tahun Ibu. Aku pernah membuatkan video berisi foto-foto
untuk seorang sahabat saat ulang tahun, tapi aku belum pernah membuatkan untuk
Ibu. Aku pernah mencarikan kaset kesukaan wanita pujaan hati, jauh-jauh ke kota
dari rumahku di Jogja selatan, mengantarkannya langsung ke rumahnya saat hujan
lebat, tapi aku tak pernah memberikan hadiah apapun untuk ibu.
Setelah
kuingat-ingat, aku tak tahu tanggal lahir ibu. Ironinya, ibu juga begitu.
Beliau tak ingat kapan beliau lahir. “Ijasah dan akte saja tidak punya. Dulu
itu, bisa sekolah saja sudah syukur to Le,”
kata beliau sambil tertawa. Di KTP tertulis tanggal lahir Ibu 31 Desember. Itu
juga katanya ngarang.
Suatu
hari aku bertekad untuk menghadiahi beliau. Ibu tak pernah meminta, apa pun.
Jadi, kubulatkan tekadku untuk membenahi rumah di Jogja yang masih semi
permanen karena pernah rubuh saat Gempa Jogja tahun 2006. Akhirnya kuhadiahkan
Ibu rumah sederhana di kampung halaman. Tidak mewah, tapi cukup membuat Ibu
bahagia. Tak apalah merogoh uang tabungan, toh
semua yang kudapat sekarang ini semua berkat doa ibu juga.
IBUKU TAK MAU NAIK KERETA API
Ibu
pernah naik kereta, sekali saja. Saat itu aku masih kelas 5 SD. Kami dan
beberapa saudara akan menghadiri pernikahan salah satu saudara yang tinggal di Jawa
Barat. Kereta ekonomi jaman itu, sangat berbeda dengan kereta ekonomi zaman now. Aku ingat saat harus berlari-lari
mengejar kereta yang datang, susah payah naik ke gerbong, lalu bingung duduk di
mana. Jadinya, aku dan ibu duduk dan tiduran di gang antar kursi. Sampai
sekarang, ibu jadi takut naik kereta. Beliau trauma dilompati waktu tidur. Ibu lebih
memilih naik bus.
Suatu
malam saat aku menelepon, kuceritakan tentang enaknya naik kereta zaman
sekarang. Aku bilang bahwa naik kereta sekarang enak, duduk satu-satu, dan beli
tiketnya juga lebih mudah. Ibu hanya tertawa, tetap tidak mau naik kereta. Kata
beliau, sekarang di rumah saja, sudah tua. Setiap mengingat kalimat ini, aku
jadi selalu pengen pulang ke rumah.
Ibu
juga sering bertanya tentang hal-hal lucu, misalnya di pesawat itu ada
kernetnya nggak? Ah, Ibu, sesederhana dan setradisional apapun pertanyaanmu, aku
tetap mencintaimu. Kujawab sesederhana mungkin pertanyaan Ibu, toh tetap saja beliau akan geleng-geleng
kepala sambil tertawa.
IBUKU TAKUT AMBIL UANG DI ATM
Suatu
hari aku minta ijin ke atasan untuk ke kantor POS. “Mau kirim wesel instan,
Pak,” kataku. Sejak pertama kali gajian sampai detik ini, Ibu tak pernah mau
dibikinin buku tabungan, apalagi ATM. Beliau takut kalau ambil duit di ATM.
Jadi setiap bulan, aku harus pergi ke kantor POS.
Jarak
kantor Pos dari rumah di kampung cukup jauh. Ibu harus naik sepeda sekitar dua
dua puluh menit. Aku sering kasihan pada Ibu, jadi aku tetap membujuknya untuk
bikin ATM. Meskipun beliau selalu menolak. Aku hanya bisa menurut.
VIDEO CALL?
APA ITU?
Di
Jogja, ibu sekarang ditemani ponakkanku yang masih SD. Rumah jadi ramai. Layaknya
Kids Zaman Now, ponakanku itu juga sudah bisa menelepon, streaming youtube, dan melakukan video call kepadaku. “Video
Call itu apa, Bran?” tanya Ibu pada Gibran, ponakkanku. “Ini lho, bisa nelpon si Om ada videonya,”
kata Gibran sambil video call kepadaku.
Aku pun jadi lebih sering video call
dari pada menelepon. Melihat wajah-wajah Ibu dan Bapak saat kangen.
KATA IBU MENGISI PULSA HARUS DI
KONTER PULSA
Ibu suka tiba-tiba menelepon,
katanya habis beli pulsa di konter, jadi sayang kalau tidak dihabiskan. Beliau
cerita apa saja. Aku juga bercerita tentang hari-hariku di ibukota, atau cerita
tentang aku yang ambil sertifikasi diving.
“Kamu nyelam di laut? Hati-hati, lho.” Ya, namanya juga seorang ibu,
pasti khawatir dengan anaknya, apalagi anak bungsu sepertiku. Aku bilang bahwa
ibu tak perlu khawatir, aku akan selalu jaga diri. Kuceritakan saja keindahan
Indonesia kepadanya. Tentang bagusnya alam bawah laut di Nias, Derawan,
Wakatobi. Tentang asyiknya naik kano di Ujung Kulon. Hingga trip gratis ke
Hongkong dari Kantor dan melihat Manchester City latihan bola di sana.
Suatu malam, aku pernah ingin
menelpon ibu, tapi kehabisan pulsa. Sudah jam delapan. Terpaksa harus beli
pulsa di konter, jalan kaki ke luar kontrakan malam-malam. Malesnya,
konter-konter sudah pada tutup.
Untungnya sekarang aku bisa isi pulsa
via Traveloka. Tadinya aku tidak tahu. Tapi waktu itu, aku sedang ingin mencari
hotel untuk liburan via Traveloka. Aku melihat ada menu isi pulsa di aplikasi
Traveloka. Wah, sangat membantu
sekali. Aku bisa isi pulsa kapan saja yang aku mau, terutama pas malam-malam
kehabisan pulsa dan pengen menelepon Ibu di Jogja.
# # #
#JADIBISA BELI PULSA KAPAN SAJA DAN DI MANA SAJA
Awalnya aku hanya tahu bahwa
Traveloka itu adalah agen pemesanan tiket pesawat dan hotel online. Aku jarang sekali sih
memperhatikan beberapa fasilitas di sebuah aplikasi, aku hanya mencari apa yang
kubutuhkan. Aku baru tahu, ternyata sekarang Traveloka memiliki beberapa layanan
pembelian online, salah satunya pembelian
pulsa dan paket data internet.
Membeli pulsa dan paket internet
di Traveloka pun tidak ribet. Aku sangat terbantu sekali. Aku bisa melakukan
transaksi di manapun dan kapan pun yang kumau. Mau di tempat tidur, di kantor, lagi
nongkrong, atau bahkan saat liburan di luar kota sekalipun.
Jika harus membeli pulsa atau
paket internet malam-malam, aku tidak perlu lagi keluar dari kontrakan dan
mencari konter yang masih buka. Ibu juga jadi senang pas aku kirim pulsa tanpa
bilang-bilang sebagai kejutan.
“Malam-malam kok kirim pulsa. Konternya masih buka?” tanya Ibu.
“Sekarang beli pulsa bisa di mana
saja kok, Bu,” jawabku.
Intinya, aku sangat terbantu
karena Traveloka. Termasuk dalam hal kerjaan. Sebagai seorang Marcomm yang
harus update informasi setiap waktu dan sekaligus blogger yang harus tetap posting
tulisan bahkan saat liburan, beli pulsa dan paket data internet di Traveloka sangat
membantu. Saat liburan pun aku tetap bisa Video
Call dengan Ibu di rumah. Aku jadi tidak khawatir lagi jika kehabisan pulsa
atau paket data internet.
Cara membelinya pun cukup mudah. Aku
bisa melakukannya di manapun dan kapanpun yang kuinginkan. Sistem pembayarannya
juga beragam, jadi sangat praktis dan tidak ribet. Aku sih terbiasa pakai aplikasi
Traveloka. Tapi versi web-nya juga ringan dan mudah kok.
Kamu yang masih bingung dan pengen
tahu lebih banyak tentang Traveloka, coba saja cek infonya melalui beberapa
chanel berikut.
Aku sendiri sudah menikmati
keunggulan beli pulsa dan paket internet di Traveloka. Aku #Jadibisa lebih
sering menelepon/video call dengan
Ibu di Jogja. Sekarang giliranmu.
- WIRRA -
Ibu...sosok berharga yg ingin selalu kita bahagiakan yah. Maaf, lucu yaa ibu kamu. Sampai2 gak tahu tanggal lahirnya. Ah...sama seperti Mbah kalau cerita kapan Mama lahir, "pokoke mari PKI ditangkapi tentara" hihi. Untung ada Traveloka...bisa selalu merasa dekat dg Ibu
ReplyDeleteIya benar sekali. Surga pun di bawah telapak kaki ibu.
DeleteLucu memang, tapi ya begitulah. Saya tetap bangga sama beliau.
Ibu. Tulisan yang bikin terharu. Titip salam buat ibumu ya. Semoga beliau sehat dan bahagia selalu hatinya.
ReplyDeleteTerima kasih. Salam akan disampaikan segera yah.
DeleteJadi teringat emak di rumah @_@
ReplyDeleteIngat masakan beliau yang paling lezat sedunia...
Deleteterharu banget. jadi inget ibu di rumah.
ReplyDeleteIya sama saya nulisnya pun begitu...
Deletewah sama dong kayak ibu saya gak tau pasti tanggal kelahiran sendiri
ReplyDeleteIya lucu jadinya hehe....
DeleteWuiih, ceritanya ditulis sangat apik... dan desainnya kereeen.. Waduh,, bisa lupa ya tanggal kelahiran sendiri :D
ReplyDelete#JadiBisa
-Traveler Paruh Waktu
Thank you Bara. Blognya keren-keren juga ceritanya...
Deleteselamat ya mas sudah bisa memberikan hadiah untuk ibu, seandainyaa sajaa ibu masih ada, saya akan lakukan hal yang sama.
ReplyDeletekira2 ibu kita sama mas, sudah tua, gaptek juga, ga tau video call, ga tau pakai hp, ga tau naik pesawat dan sebagainya.
selamat ya mas, masih sempat membahagiakan ibu, berbahagiah lah :D
Iya, aku beruntung ibuku masih ada. Jadi punya kesempatan untuk membalas jasa-jasa beliau.
DeleteSemangat Mas.