Ngelmu iku.
Kalakone kanthi laku.
Lekase lawan kas.
Tegese kas nyantosani
Setya budaya pangekese dur angkara
(Tembang Pucung)
Mari kita mulai cerita ini dengan cerita
singkat tentang laki-laki yang kubanggakan: Bapak. Jika teman-temanku bercerita
tentang Ayah mereka yang sedang sibuk debat Pilpres di WhatsApp Group Keluarga,
aku hanya bisa tersenyum. Bapakku tidak mungkin melakukannya, karena WhatsApp
saja beliau tidak tahu apalagi Group WhatsApp. Jika teman-temanku pada mengeluh
karena tiba-tiba di add Ayah mereka
di Instagram, aku juga hanya bisa tersenyum. Internet saja Bapak tidak mengerti,
apalagi main Instagram atau Facebook.
Ya begitulah Bapakku. Beliau tidak tahu
perkembangan dunia digital saat ini, namun aku tetap bangga kepadanya.
Bapak suka bercerita secara verbal. Seru sekali
jika mendengarkan beliau bercerita. Maklum saja, beliau adalah veteran pemain
ketoprak legendaris di desaku. Bukan menjadi seorang Raja atau pangeran, tapi
Bapak adalah seorang pelawak. Hingga kini, Bapak masih suka diminta
Pemuda-Pemudi desa untuk melatih kegiatan ketoprak jika ada pementasan 17-an
atau Hari Sumpah Pemuda.
Mungkin bakat bercerita itulah yang diturunkan
kepadaku. Aku suka sekali bercerita, namun dengan media lain: tulisan. Aku suka
membuat cerpen, aku suka membuat cerita bersambung, aku suka bercerita di blog,
dan aku suka dunia creative storytelling
(dunia yang akhirnya membuatku keluar dari kerja kantoran tahun lalu).
Bapak adalah orang pertama yang menentang
keputusanku untuk keluar dari perusahaan otomotif terbesar di Indonesia, dan
memutuskan menjadi seorang Creative
Storyteller dan Narablog atau Blogger.
Seperti orang tua pada umumnya yang menginginkan anaknya untuk bekerja di
perusahaan, Bapak memang sangat bangga ketika aku bekerja di perusahaan itu.
“Anakku kerja di perusahaan besar. Itu yang
bikin mobil-mobil,” ujar beliau setiap ada kawan beliau yang datang bermain.
Matanya tampak berbinar ketika menceritakannya.
Namun, keputusanku sudah bulat. Aku sudah
berpikir selama berbulan-bulan sampai akhirnya aku putuskan untuk hengkang dari
perusahaan yang telah mengenalkanku di dunia kreatif. Bukan perkara mudah
memang untuk menjelaskan kepada Bapak. Tetapi akhirnya beliau menyetujuinya.
Terserah saja, kamu yang tahu hidupmu kok, Le. Bapak cuma bisa mendukung dan mendoakan saja yang terbaik untukmu.
Aku kini menjadi seorang Freelancer di dunia kreatif, menjadi salah satu creative team di salah satu perusahaan
yang bergerak di industri kreatif, menjadi Blogger,
dan aku masih berkeinginan untuk menjadi novelis. Pekerjaan-pekerjaan yang
masih terkait dengan kreativitas.
Aku harus bersusah payah menjelaskan kepada
Bapak setiap detail pekerjaanku.
“Ngeblog
itu apa sih, Le? Memangnya bisa menghasilkan duit?”
“Free…apa
tadi namanya?” Bapak sampai sekarang kesusahan setiap mengucapkan Freelancer.
Aku selalu tertawa setiap menjelaskan hal-hal
tersebut, karena itu sangat susah. Jadi, aku hanya meyakinkan beliau bahwa
pekerjaanku halal dan yang paling penting aku tidak menipu orang. Bukankah itu
yang paling penting? Bapak hanya manggut-manggut,
tanpa protes.
Pertanyaan Bapak juga menjadi pertanyaanku
beberapa tahun lalu. Ngeblog, gunanya
buat apa? Apakah bisa menghasilkan uang? Dulu aku sempat ragu untuk
menjawab pertanyaan itu. Namun sekarang, aku sudah memiliki jawaban sendiri.
Bagiku, menjadi Blogger adalah cara untuk berbagi konten positif. Tempatku membagikan cerita dan pemikiran, tanpa perlu ada orang yang membatasi.
Kreativitas bukankah memang tidak boleh dibatasi. Jika pertanyaannya berlanjut,
apakah menjadi Blogger bisa
menghasilkan uang?
Ah, tentu saja. Aku pernah mendapatkan
hadiah lomba blog senilai Rp 15 juta dari salah satu platform berita terbaik di
negeri ini. Sumber inspirasi dari artikel yang menang tersebut justru dari
orang yang sama sekali tidak mengerti apa itu Blog, apa itu Blogger, apa itu internet: BAPAK.
Kejadian itu adalah titik balik diriku untuk
percaya bahwa menjadi Blogger
bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Namun, menjadi Blogger adalah caraku untuk berbagi kepada orang lain. Materi yang
didapatkan adalah buah kerja keras.
Aku justru bertanya, ‘Apakah benar tujuanku
menjadi Blogger adalah untuk
mendapatkan uang?’
# # #
BLOGGER YANG TERSESAT
Tahun 2017. Mungkin bisa dikatakan, tahun
inilah aku percaya bahwa ngeblog itu bisa menjadi ladang untuk menambah tabungan.
Aku masih ingat hari itu. Aku sedang meeting
hingga malam di kantor. Meeting menjemukan
tanpa akhir yang membuat otak sudah mendidih sejak sore.
Aku ingat, hari itu adalah hari pengumuman
salah satu lomba blog yang kuikuti. Aku sudah menunggu sejak siang, namun belum
juga diumumkan. Meskipun ada perasaan, ah sudahlah terima saja hasil apapun
yang akan terjadi. Jadi, aku melupakan pengumuman itu dan konsenstrasi pada meeting.
Saat istirahat sholat isya dan makan malam, aku
iseng untuk membuka browser ponsel, mengetikkan alamat web
yang mengumumkan pemenang lomba blog. Darahku berdesir ketika membaca kalimat
demi kalimat, paragraf demi paragraf, hingga pada satu kalimat yang memberitahukan
bahwa Blogger yang mendapatkan Juara
Utama dan berhak atas uang 15 juta: Wignya Wirasa (nama pena yang
kugunakan saat itu). Baca artikelnya di sini.
Kemenangan itu bukanlah kemenangan pertama.
Dulu, aku sempat menang Ipod Nano dan juga voucher belanja. Namun, ini adalah
kemenangan paling besaar yang kuraih dan memiliki efek yang besar pula untukku
kedepannya.
Sejak saat itu, aku jadi ambisius. Blog yang
awalnya kugunakan untuk membagikan cerita-cerita fiksi danc cerita inspiratif,
mulai bergeser untuk ‘mengejar’ kemenangan. Gara-gara sering ikut lomba, aku memang
bisa mendapatkan laptop, voucher jalan-jalan, voucher hotel, uang cash,
powerbank, atau ponsel pintar.
Aku terobsesi untuk selalu menang lomba blog.
Itulah yang salah. Karena hal itu, aku justru lupa apa tujuanku menjadi Blogger pertama kali. Aku justru semakin
mengejar ‘kemenangan’. Ketika aku mulai terobsesi tersebut, aku justru beberapa
kali kalah ikut lomba. Artikel-artikel yang kupikirkan matang-matang justru
tidak pernah menang. Berbeda dengan artikel ‘Bapak’ yang kubuat dengan tulus,
kubuat tanpa beban, dan bertujuan untuk berbagi cerita inspiratif dengan orang.
Aku tersesat.
Awal tahun 2018, aku mulai ‘membereskan’
kembali blogku. Membuat kembali kerangka-kerangka. Meluruskan kembali niat. Niatku
harus lurus: untuk mengasah kreativitas dan harus berbagi inspirasi. Tahun itu
pula, aku tidak banyak membuat artikel karena kembali untuk meluruskan niat.
Aku bahkan sempat ganti domain dua kali. Sampai di suatu titik, aku mulai
memberanikan untuk menjadi Blogger seutuhnya
dengan niat untuk berbagi inspirasi. Aku memang membutuhkan uang. Tentu saja.
Tapi uang adalah bonus dari kerja keras yang kulakukan ketika menjadi seorang Blogger. Bukan tujuan utama. Bukankah
itu sejatinya seorang storyteller,
untuk berbagi cerita?
# # #
SEBENARNYA MAU JADI
APA?
Lulus menjadi Marketing Communication dari
perusahaan besar, aku justru memilih menjadi seorang freelancer, Blogger, dan
salah satu creative di creative agency. Jika ditanya saat ini,
apa mimpimu? Aku akan menjawab, aku ingin menjadi seorang CREATIVE STORYTELLER. Blog atau platform apapun hanyalah media
untuk menyampaikan cerita dan pemikiranku.
Apakah menjadi seorang Blogger itu enak dan menjanjikan? Sudah banyak contoh kisah inspiratif
menjadi seorang Blogger yang sukses.
Ada yang hanya coba-coba, sampai kemudian menjadi profesi utama. Sekarang sudah
banyak contoh kesuksesan itu. Tinggal kita mau mencoba atau tidak. Jika sudah
mencoba, kita harus total. Total di waktu, tenaga, bahkan biaya. Dedikasi
itulah yang penting.
Bagi aku pribadi, menjadi seorang Blogger adalah mediaku untuk menyebar
konten positif dan inspiratif. Sekarang ini, Indonesia sedang darurat konten
positif dan inspiratif. Coba tengoklah berita-berita apa yang trending: Gosip, negative debate, atau artikel yang dibalut dengan pornografi.
Aku bangga menjadi Blogger yang bisa menginspirasi dengan konten positif.
Tugas utama sebagai Content Creator (Blogger,
Vlogger, Social Media Influencer) adalah membuat konten-konten yang positif
dan inspiratif. Aku suka sedih jika membaca konten yang justru mengejar klik
atau view namun tidak mengandung inspirasi atau hal positif.
Seperti kata Bapak, “Nangdi wae kowe kerjo, ojo lali dadi conto marang awakmu dewe lan wong
liyo.” (Dimanapun kamu kerja, jangan lupa untuk menjadi contoh (inspiratif)
untuk dirimu sendiri dan orang lain). Nasihat itulah yang kupegang sampai
sekarang.
Seperti arti Tembang Pucung—tembang yang pernah
diajarkan Bapakku waktu kecil—yang kutulis di awal cerita ini.
Setiap ilmu yang kita miliki, diraih dengan kemauan yang keras, dan tujuannya untuk kesejahteraan terhadap sesama. Ilmu kita harus bisa menginspirasi orang lain.
Jadi jika ditanya, apa mimpimu:
Menjadi Creative Storyteller yang
akan terus menyebarkan konten posifit dan inspiratif.
“Loh,
nggak cari uang?”
“Aku tidak munafik. Aku masih butuh makan dan biaya-biaya lain. Namun, aku percaya bahwa materi akan
mengikuti setiap kerja keras kita. Jika konten yang kubuat tidak bisa
menghasilkan materi, setidaknya aku sudah berbagi inspirasi untuk orang lain.
Bukankah itu lebih membahagiakan?”
# # #
2019 : HARAPAN &
IMPIANKU MENJADI BLOGGER
Harapanku sebagai seorang Blogger ada 2 : KONSISTENSI dan
INSPIRASI. KONSISTENSI tidak hanya masalah menulis artikel (harus X artikel
setiap bulan), namun konsistenti untuk terus menebar konten positif. INSPIRASI
berarti aku harus menjadi inspirasi untuk orang lain dan atau harus selalu
menebar kisah inspiratif untuk orang lain.
Enaknya menjadi Blogger di era digital sekarang ini adalah kita menjadi banyak
tambah teman. Dari yang memang pernah bertemu atau yang hanya bersua di dunia
maya. Aku berharap di tahun 2019, aku semakin bertambah teman sesama Blogger. Teman berbagi konten kreatif dan bertukar pikiran.
Ada satu nasihat dari penulis favoritku: HARUKI MURAKAMI.
Aku tidak mulai berlari karena seseorang menyuruhku untuk menjadi seorang pelari. Sama seperti aku tidak menjadi seorang novelis karena ada orang lain yang menyuruhku. Aku selalu melakukan apa pun yang kuinginkan dalam hidup ini. Orang-orang mungkin akan coba menghentikanku dan meyakinkanku bahwa yang kulakukan salah, tetapi aku takkan goyah.
Aku pun begitu. Aku tidak menjadi Blogger dan Creative Storyteller karena
ada orang lain yang menyuruhku. Aku selalu melakukan apa pun yang kuinginkan
dalam hidup ini.
2019 : Siap untuk mengupgrade diri dan menjadi Blogger yang inspiratif?
Aku sih berani, kamu?
ini super sekali,,, keahlian Bapak ternyata turun keanaknya, hanya saja medianya berbeda,
ReplyDeleteBanting setir seutuhnya memberanikan diri menjadi seorang nara blog atau bisa dikatakan creative story teller adalah keberanian yang hebat. Rela meninggalkan nyamannya meja kantoran untuk jadi seorang blogger
tapi ini luar biasa, aku suka dengan tulisan2nya... btw bikin grafisnya pakai apa ya?
Sekarang memang sedang fokus ke dunia kreatif. Medianya bisa apa saja : blog, cerpen, novel, ide untuk campaign brand dll.
DeleteGrafisnya? Hehe, karena aku malas belajar Adobe Ilustrator atau Corel, jadi semua grafis di blog ini kubuat dengan jeng jeng jeng : POWER POINT 2016.
Salam kenal, Mas.
ReplyDeleteSaya langsung terpaku pada paragraf awal tulisan ini. Tembang pucung itu sering dinyanyikan almarhum Bapak saya *tears
Eyang kakung saya seorang dalang, sehingga Bapak saya pun mahir karawitan.
Salam hormat buat Bapak njenengan, yang selalu menjadi sumber inspirasi buat puteranya.
Tulisannya menarik, infografis juga bagus. Ini jadi sebuah renungan untuk saya, Emak blogger yang masih berusaha konsisten sambil melaksanakan tugas utama sebagai madrasah untuk anak-anak saya.
Matur nuwun :)
Salam kenal balik Mbak Tatiek
DeleteEyang kakung saya seorang dalang? Wah, keren. Akhir tahun lalu saya baru saja belajar membuat wayang :)
Iya mari konsisten, tidak hanya konsisten dalam upload tulisan, tapi juga konsisten dalam menyebarkan konten-konten yang positif. Karena sebagai content creator, kadang lupa bahwa tugas utama kita adalah membuat konten kreatif dan positif.
Mantap jiwa mas,
ReplyDeletekeluar dari perusahaan besar demi menjadi seorang blogger.
Aku harus belajar banyak nih, soalnya skg aku masih jad kuli huhu
.
nulis konsisten memang tujaun utama ya mas. Aku agak sedikit sulit menghadapi kata konsisten :D
semangat mas
Namun sebenarnya saya tidak sepenuhnya jadi Blogger sih. Saya lebih senang menyebutnya CREATIVE STORYTELLER jadi media yang kugunakan pun beragam.
DeleteNah itu, konsisten itu yg susah hehehe.
Setuju, untuk jadi narablog itu diperlukan konsistensi dan inspirasi. Sama tekad yang kuat nan tak mudah goyah untuk kasih konten yang bermanfaat.
ReplyDeleteBtw, infografisnya keren banget! Bikinnya pakai apa?
Mari semangat menebar konten positif...
DeleteInfografis? Hehehe pakai Power Point :)
mantab kang smg tetap menginspirasi yah kang dan selalu menghasilkan karya2 positif.
ReplyDeleteTerima kasih Bang Joe.
DeleteMari terus berkarya yang positif :)
Membaca artikel ini bikin saya semangat lagi untuk rapihin blog yang udah jarang banget ditengok, apalagi diisi. Terima kasih sudah berbagi inspirasi berharganya.
ReplyDeleteSama sama.
DeleteMari terus berkarya :)
Perlu keberanian untuk melangkah menggapai impian, termasuk keluar dari zona nyaman.
ReplyDeletePencapaian saat ini juga karena ketekunan. Terus berjuang mas banyu. Copas dari mas sabda, super sekali ini
Iya. Perlu keberanian untuk melangkah.
DeleteSeperti saat kita masih balita. Selangkah demi selangkah.